The
Power of “ Salah ”
Rasimun*
Yakin seyakin-yakinnya bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan
suatu kesalahan, baik karena hal-hal yang disengaja ataupun faktor
ketidaksengajaan. Namun demikian unsur kesengajaan atau tidak, kesalahan tetap
sebuah kesalahan, tidak serta merta berubah menjadi kebenaran walau dalih
ketidaksengajaan menjadi tameng pembenaran.
Hal yang patut kita pelajari bersama adalah sulitnya mengakui
kesalahan diri kita masing-masing. Maka benar adanya tentang peribahasa "Gajah
dipelupuk mata tak tampak, semut diseberang lautan terlihat jelas"
atau "Lempar batu sembunyi tangan". Sekecil apapun
tercatat dengan jelas berbagai kesalahan orang lain yang tertumpuk dalam memori
kita , namun melupakan apa yang menjadi kesalahan kita sendiri. Kecenderungan
seperti itu biasanya sering terjadi. Manusia umumnya hanya bisa melihat serta
menunjuk apa yang menjadi kekurangan orang lain, namun sayangnya kita sendiri
melupakan kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan.
Terlampau mahalkah arti sebuah pengakuan terhadap suatu kesalahan.
Bukankah hal yang manusiawi jikalau kita melakukan sebuah kesalahan.
Namun perlu dicatat jangan jadikan alasan manusiawi ini sebagai dalih untuk
bersembunyi di balik kesalahan. Jadi tidak ada salahnya kita untuk berlatih dan
belajar mengakui sebuah kesalahan yang telah kita lakukan. Mengelak atau
menimpakan resiko dari kesalahan yang telah kita lakukan kepada orang lain
adalah pertanda bahwa kita sebenarnya tidak memiliki kemampuan dalam
menyelesaikan suatu tugas. Dalam hal ini saya lebih senang dengan menyebutnya
sebagai aktivitas yang tidak kita sadari yaitu berupa pembunuhan
karakter positif yang telah kita miliki. Jadi mengapa harus takut dengan
kesalahan ?
Menyadari dan mengakui akan kesalahan yang telah diperbuatnya
adalah hal yang sangat positif. Karena sebenarnya banyak hal yang dapat kita
peroleh dari sebuah kesalahan. The Power of 'Salah'. Kesalahan
dapat memberikan energi positif yang sangat dahsyat. Kesalahan layaknya
sebuah cermin. Kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dapat
diidentifikasi dan sekaligus dapat menjadi stimulus atau
rangsangan untuk memperbaiki segala kekurangan sehingga suatu saat dapat
mencapai keberhasilan.
Kesalahan adalah proses pembelajaran. Ketika seseorang berusaha untuk membuat
produk tertentu, pada tahap awal hasilnya kurang layak, atau katakanlah sangat
tidak layak. Perbaikan demi perbaikan dilakukan melalui sebuah proses yang
berulang-ulang dan pada akhirnya memperoleh hasil yang diharapkan. Jadi
mengapa kita harus takut dengan kesalahan ?
Sebagai penutup, saya salin kembali tulisan yang ada di buku agenda
pribadi yang telah usang, berkenaan dengan kata-kata motivasi dari seorang Siti
Hardiyanti Rukmana putri almarhum presiden Soeharto. Semoga dapat dapat berguna
bagi kita semua. Salam ..
Akhir Juli '95
Kesalahan adalah kesalahan. Bisa karena salah menghitung, atau
salah berpikir. Tetapi itu bukan kegagalan. Kegagalan adalah bila kita tidak
berhasil mengidentifikasikan penyebab kesalahan. Kegagalan adalah bila kita
mengulangi kesalahan serupa berulang-ulang (Siti Hariyanti Rukmana).
*) Rasimun, S.Pd.M.Pd, guru
Kewirausahaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar