Dibalik Hitam Masih ada
Putih
Oleh : Alfrid Rezza
Fauzi
Saat terik matahari memeluk jiwa.
Jutaan tawa dan luapan bahagia serta senyuman hangat mengukir masa depan yang
indah. Semua lamunan itu terpecah saat terdengar suara anak – anak yang sedang
ribut membicarakan kelas yang mereka dapatkan. Ya, sekarang ini adalah
penerimaan mahasiswa baru, dan kami resmi menjadimahasiswa Universitas “ Dwi
Dharma “. Yan menjadi pusat perhatianku saat ini adalah ketika kulihat haikal
sedang duduk bersama Mala sahabatku. Dan saat kami hendak menghampiri mereka,
tiba – tiba ......brukkk!!!!
“Auwww......!!!
liriku kesakitan
“Maaf
– maaf saya tadi buru – buru jadi nggak ngliat deh” Kata seorang cowok yang
menabrakku dengan rasa bersalah.
“eh
emm, iya nggak papa kok Mas saya juga kurang hati – hati” jawabku
kemudian
“sekali
lagi saya minta maaf, oh iya saya buru – buru , permisi.....!” Kemudian cowok
tersebut pergi sambil tersenyum dan aku juga hanya menjawabnya dengan senyuman.
“Hey
Key, kemana aja sih dari tadi gue cariin tau” sentak mala mengagetkanku dari
belakang.
“Oh.
Elo ia, ngagetin aja sih, gue baru aja dateng trus barusan nggak sengaja nabrak
seseorang”
“Nabrak
orang dimana, Hon ? trus kamu ngak kenapa – kenapakan ?” Tanya Haykal tiba
–tiba dan sedikit khawatir. Sudah menjadi kebiasaanya kalau terlalu
mengkhawatirkan aku. Akupun Hanhya tersenyum mendengar pertanyaan Haykal.
“Hon,
kok senyum – senyum sendiri ?, ada yang lucu ya sama pertanyaanku ?” Tanya
Haykal dan tiba – tiba membuyarkan lamunanku.
“Eh,
enggak ko ngga papa, dah yuk masuk kelas masing – masing !”
Kemudian
kami masuk kelas masing – masing karena kebetulan aku dan Haykal mengambil
kejuruan yang berbeda.
Saat sedang tidak ada kelas, aku
pergi keperpustakaan mencari buku referensi untuk modul tambahan. Alhasil, aku
menemukan buku tersebut, namun buku itu ada di rak paling atas dan aku tidak
sampai untuk mengambilnya. Tiba – tiba Datang seorang datang cowok dan
mengambilkan buku itu untukku.
“Ini
bukunya” kata cowok tersebut padaku,
“Emm,
ehh iya makasih, bukanya kamu cowok yang tadi tabrakan sama aku ya?” Tanyaku
heran.
“Iya,
Maaf tadi aku buru – buru, oh iya panggil aja aku Arfan” Jawabnya sambil
mengulurkan tangan.
“Namaku
Keyla , Kamu dijurusan bisnis juga ?”
Tanyaku menbalas uluran tangannya.
“Iya,
dan kebetulan kita ada dikelas yang sama, tapi kayaknya kitamasih terlalu kaku,
gimana kalau loe gue aja. Bahasa anak jaman sekarang gituh.”
“Oke
gue setuju. Kalau gitu gue duluan ya, bye!!”
Arfan
hanya tersenyumsaat melihatkupergi, ada sesuatu yang berbeda saat ia
melontarkan senyuman itu. Tapi entah itu apa, aku sendiri enggak tau.
“Maaf
boleh numpang tanya nggak?” Tanya seorang cewek cantik padaku tiba – tiba.
“Maaf,
mau tanya apa yah?” Jawabku sedikit penasaran.
“Oh
iya , sebelumnya kenalin gue Zahra. Gue mau tanya, letak perpus dimana ya?”
Kemudian cewek tersebut mengajakku bersalaman, dan dengan senang hati aku
menyalaminya.
“Oh
Zahra, kenalin geu Keyla. Loe tinggal lurus aja dari sini terus belok kanan,
nyampe deh diperpus”
“Oke
makasih ya”
“Iya
sama –sama” Jawabku dengan sedikit rasa tidak percaya. Zahra benar – benar
Cantik, tidak hanya fisik namun hatinya juga, Anggun dan Sopan.
Tak terasa sudah 6 bulan ini kami
menjadi mahasiswa disini, namun 2 minggu ini Haykal terlihat berbeda kepadaku.
Dia sudah tidak lagi perhatian dan memanggilku dengan sebutan Honey. Bahkan
untuk bertemupun dia sangat sibuk. Sampai akhirnya aku mendengar kabar bahwa
Haykal berpacaran dengan orang lain. Aku sedikit tidak percaya, namun aku harus
tau kepastiannya. Baru saja aku hendak mencari Haykal, tiba – tiba Mala
menghampiriku.
“Key,
barusan gue lihat Haykal lagi berduaan sama seorang cewek di kantin, dan
gosipnya mereka pacaran” Kata Mala tiba – tiba dan sedikit cemas,
“Serius
la? Gue juga dapet kabar itu tapi gue pikir itu cuma gosip.Gue tau Haykal, Dia
nggak mungkin setega itu sama gue la” Tegasku setengah menangis,
“Iya
key gue tahu, Loe jangan emosidulu, Lebih baik loe sekarang samperin Haykal
dikantin, tanya baik – baik sama dia , Ok?”
Tanpa menjawab perkataan Mala, Aku
langsung lari dan pergi kekentin. Disana kulihat Haykal bersama seorang cewek
terlihat mesra sekali.
“Haykal,
apa yang kamu lakukan disini, kalian Cuma temenan, kan?”. Dan tak kukira
ternyata cewek yang bersama Haykal adalah Zahra, gadis cantik nan sopan itu.
“Oh,
jadi loe Key Pacarnya Haykal, gue kira Keyla yang mana, Sorry ya mulai sekarang
Haykal itu Cowok gue, dan dia lebih milih gue dibandingin sama loe.” Kata Zahra
sambil menggandeng Haykal.
“Apa
maksud dari semua ini, Kal? Ini semua Cuma sandiwara, kan?” Tanyaku pada Haykal
yang sedari tacli hanya diam.
“Maaf
Kay, apa yang diomongin Zahra emang bener, sekarang aku sama Zahraudah resmi
pacaran dan mulai hari ini aku minta kita putus, lupain aku Key karna sekarang
udah ada Zahra disamping aku”
Jawab Haykal sangat sedih, tanpa ada
penjelasan lagi Haykal pergi menggandeng Zahra. Sedangkan aku hanya diam
mematung, mulut ini tak lagi berucap, aliran darah ini serasa tersumbat dan
mata ini seolah hujan yang turun dengan derasnya. Akankah kenangan yang Kita
rangkai bersama akan sirna? Dan nggak mungkin semudah itu ngelupain semuanya,
kini waktu 3 tahun kita pacaran akan terbuang sia – sia. Dan tiba –tiba tubuhku
lemas seperti kapas tertiup angin, mata ini kian menutup dan semuanya menjadi
gelap.
Yang kuingat kejadian itu sudah 3
tahun yang lalu. Dan kini saatnya aku bangkit kembali. Pena hitam yang tertera
diatas kertas putih akan luntur, Kertas putih akan suci kembali. Kini tak ada
lagi Haykal dalam hatiku dan takada kenangan pahit itu. Yang ada hanya masa depan
yang indah. Tiba – tiba ada sosok yang memanggilku dari belakang. Kemudian
kulihat Arfan 1meter dibelakangku.
“Key,
aku mau ngomong sesuatu sama kamu” Kata Arfan tiba – tiba.
“Mau
ngomong apa, Fan? Kok tumben jadi aku kamu biasanya loe gue!” jawabku sedikit
heran.
“Udah
3 tahun kamu menyendirikey, aku tahu nggak mudah buat ngobatin sakit hatimkamu
itu. Tapi asal kamu tahu Key, sejak pertama kali kita ketemu aku ngerasa ada
yang berbeda dan semakin aku kenal kamu, aku baru sadar kalau aku cinta sama kamu”
“Kamu
nggak lagi bercandas kan, Fan?” Tanyaku pada Arfan
“Nggak
Key, aku serius!, Aku pengen kita mulai semuanya dari awal, dulu emang aku Cuma
bisa ngeliattangan kamu digandeng sama Haykal, Tapi sekarang aku yang
menggandeng tangan kamu. Aku mau sekarang aku dan kamu menjadi kita”
Tatapan mata Arfan membuatku
terpana, Ada keseriusan disana dan saat Arfan memegang tanganku, itu membuat
hatiku tergugah. Aku ingin orang yang selalu setia mendampingiku, selama 3
tahun ini adalah Arfan, dia yang memberiku kasih sayang, perhatian, menemaniku
kemanapun aku perg. Bahkan orang yang memberi semangat kepadakusaat aku
terpuruk adalah Arfan.
“Key,
kok ngelamun?” Kata Arfan membuatku tersentak,
“emmm,
Fan. Aku mau mulaisemuanya sama kamu,
tapi.....”
“Tapi
apa Key, jangan bikin aku penasaran dong” Tanya Arfan seketika.
“Tapi,
Kita mulai semuanya setelah wisuda nanti, gimana?”
“emm,
ok kalau aku harus menunggu lagi, aku hargain kepusanmu, Key” Dalam hati Arfan
berjanji akan membuat Keyla bahagia dengannya.
Aku senang mendengar jawaban Arfan,
itu Artinya Arfan memang serius denganku. Saat Arfan sudah berlalu tiba – tiba
Haykal datang menghampiriku, dan dia derlutut dihadapanku.
“Key,
aku tau aku salah. Aku sudah menyakitimu, ternyata Zahra cewek penggila harta,
dia memiliki banyak pacar. Aku salah memilihnya. Aku ingin kita seperti dulu
lagi, Key” Kata Haykal tiba – tiba dan penuh penyesalan. Aku hanya tersenyum
dan menyuruh berdiri.
“Aku
udah maafin kamu kok Kal, tapi maaf kita nggak bisa kayak dulu lagi, udah ngga
kamu dihatiku”
“Tapi
kenapa Key, apa karna ada Arfan dihati
kamu saat ini?” tanya Haykal
“Kamu
egois Kal, itu semua bukan karna Arfan tapi karena kamu yang semaunya sendiri.
Dulu begitu mudah kamu ninggalin aku, sekarang kamu minta kita balikan? Maaf
aku nggak bisa, aku harus pergi!” kemudian aku dengan tegas akupun pergi, aku
tidak peduli lagi dengan Haykal yang memanggil – memanggil namaku disana.
Satu tahun sudah berlalu. Kini Aku,
Arfan, Mala, Haykal, dan semuanya akan berwisuda. Namun perkiraanku salah,
ternyata Haykal tidak lulus Skripsi dan dia harus mengulang. Dia sangat
terpuruk saat ini, namun aku sudah tidak peduli lagi dengannya. Semua orang tua
menangis setelah anak – anaknya berwisuda, mereka bahagia atas keberhasilan
anak – anaknya. Kemudian Arfan menghampiriku, didepan Mamah, Papah, Orang tua
Arfan serta keluarga Mala, dia mengutarakan kembali isi hatinya.
“Key,
sekarang kamu nepatin omongan kamu, dan aku pengen kamu nrima aku jadi pacar
kamu”
“Nggak
mau” Jawabku seketika. Kedua orang tua Keyla dan orang – orang yang melihat
adeganku terkejut. Mengapa Key menolak.
“Aku
nggak mau Cuma jadi sekudar pacar” Jawabku kemudian sedikit meledek Arfan.
Arfan pun tertawa bahagia, dia sangat senang
mendengarjawaban Keyla`
“Baiklah,
ayo kita rayakan kebahagiaankita calon istriku” ajak Arfan padaku. Aku pun
menyambut gandengan tangan Arfan dengan senang hati. Ya, kamipun pergi berdua dengan motor Arfan menyusuri indahnya
matahari senja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar